Rabu, 27 November 2013

Anak Genius Putus Sekolah




Ketika saya melihat berita di TV dalam acara Seputar Indonesia, saya sangat terkejut dengan berita yang di tayangkan tersebut. Berita itu tentang seorang anak yang putus sekolah karena tingkat kecerdasannya melebihi anak-anak sebayanya. Anak itu bernama Muhammad Rizki Ramadan yang biasa disapa Rizki. Ia tinggal di Jorong Lurah Surau Baranjuang, Kenagarian Kubuang Putiah, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Rizki hanya diberi kesempatan mengenyam bangku pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 27 Cangkiang Kecamatan Ampek Angkek, Agam selama enam bulan. Kecerdasan Rizki memang di atas rata-rata anak seusianya. Di usianya yang ketujuh tahun, dia sudah fasih berbahasa asing, seperti Inggris, Malaysia, India dan Mandarin. Rizki akhirnya dikeluarkan dari sekolah karena mengganggu proses belajar mengajar. Guru-gurunya kewalahan dengan kecerdasannya yang melebihi teman-teman sekelasnya. Rizki tidak mau mata pelajaran yang dijelaskan oleh guru diulang ulang, sebab baginya satu kali saja dikatakan guru sudah melekat dalam fikirannya, kalau ada yang diulang, secara spontan Rizki mengatakan teman temannya bodoh. Menurut cerita dari orangtua Rizki, ketika Ujian kelas dilakukan, Guru memberikan soal hanya 10 buah, Rizki malah menambah 5 soal lagi. Ia sering dipukul teman temannya, karena mengatakan teman temannya bodoh.

Rizki merupakan putra bungsu dari pasangan Mayunis dan Armadanis. Semenjak umur dua tahun kecerdasan Rizki sudah menonjol. Ia tampak berbeda dengan anak lainnya yang lebih suka bermain. Rizki lebih suka membaca buku, melihat berita, politik dan bola. Saat ia mulai pandai bicara, langsung pandai berbicara tanpa diajarkan. Sekilas saja menonton televisi langsung mengerti. Ia sangat tidak suka menonton film.

Semenjak Rizki diberhentikan dari Sekolahnya di SD Negeri 27 Cangkiang, membuat orangtuanya terpukul, sebab anak seusia Rizki masih membutuhkan pendidikan, sekalipun dia mengidap Penyakit Hyper aktif. Orang tua Rizki hanya bisa pasrah dan merasa tidak sanggup untuk membiayai sekolah anaknya. Saya berharap adanya ketulusan donator untuk menyekolahkan Rizki. Sebab dengan uluran tangan donatur ataupun Pemerintah, Rizki bisa bersekolah lagi. Menurut saya hyper aktif yang dimiliki Rizki rasanya tidak menjadi penghalang bagi Rizki untuk mendapatkan pendidikan. Kalau kita tidak membantu, siapa lagi yang akan membantu? Apakah mau asset Negara dan kekayaan SDM kita diambil lagi oleh orang asing?  Seharusnya Pemda setempat dan pemerintah mau memperjuangkan nasib Rizki. Dengan segera turun tangan memberi solusi yang terbaik untuk anak ini. Bukan tidak mungkin suatu saat kelak, nama Muhammad Rizki Ramadan akan menjadi salah satu putra terbaik bangsa yang mengharumkan nama Indonesia.

Ke-Hyper aktif Rezki cukup positif dan bisa dibina kearah yang lebih positif dan ilmu yang dimilikinya nanti mungkin dapat menyamai BJ Habibi. Sungguh sangat disayangkan, jika anugerah yang ada pada Rizki tidak dikembangkan. Ini salah satu aset bangsa yang berharga. SDM yang potensial dan harus dioptimalkan.



Terinspirasi dari:

http://www.ranahberita.com/news.php?id_news=1671/Berita/view/Kisah-Bocah-Jenius-dari-Agam,-Sulit-Sekolah-karena-Terlalu-Cerdas#.UpX2ypJwK5I