Seandainya saja
orang Indonesia itu jujur pasti negara kita akan makmur… Misalnya anda ingin masuk ke salah satu sekolah favorit yang ada di kota anda
akan tetapi anda tidak masuk maka terkadang kita akan melakukan suap kepada
salah satu guru atau bahkan kepala sekolah agar dapat bersekolah di sana. Kemudian
pejabat ketika masih dalam masa kampanye mereka mengeluarkan uang yang tidak
sedikit kemudian anda di kasih uang agar memilih dia, ketika telah menang anda
tidak bisa menuntut orang tersebut, karena suara anda sebenarnya tidak murni,
sebab uang tadi telah membeli suara anda. Sehingga ketika jadi pejabat maka dia
akan berusaha untuk mengembalikan uang tersebut. Seandainya itu dapat kita hindari
maka negara kita akan baik-baik saja.
Korupsi memang menjadi
momok bagi semua aspek dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak hanya
aspek ekonomi melainkan aspek politis pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan
lainnya. Yang paling parah adalah dengan maraknya budaya korupsi moral dan
akhlak suatu bangsa bisa sangat rusak karena hal tersebut sama halnya dengan mengisap
darah kaum miskin dan rakyat pada umumnya. Oleh karenanya kenapa kita semua
menginginkan praktek korupsi bisa diberantas habis sampai ke akar-akarnya dari
bumi pertiwi yang tercinta ini. Namun sejauh ini kenapa upaya pemberantasan
korupsi sangat sulit dicapai, pasti selalu ada saja pihak yang merasa dirugikan
dengan adanya upaya pemberantasan korupsi, siapa mereka tentunya mereka adalah
pihak-pihak yang selama ini diuntungkan oleh praktek korupsi.
Korupsi di indonesia
bagaikan lingkaran jahat yang punya benteng pertahanan sangat kuat, masing
masing individu didalamnya berhubungan erat satu sama lain jadi, segala
kemungkinan untuk terbongkarnya korupsi selalu di tutupi oleh mereka yang
notabene adalah aparat penegak hukum dan pejabat negara. Walaupun nantinya ada
yang ketahuan, paling paling hanya pejabat kecil yang jadi kambing hitam.
Contoh yg
paling hangat adalah mengapa aparat penegak hukum negara tidak mau mengusut
siapa yg menyuap gayus tambunan uang sampai milyaran yg merugikan negara. Hukuman
yang di berikan kepada gayus juga hanya 7 tahun dan sangat tidak sesuai dengan
kejahatan yang dia lakukan dan meskipun dia di penjara tiap minggu masih bisa
pulang kerumah ataupun pelesiran ke luar negeri.
Gayus sengaja
di hukum seringan mungkin supaya tidak bernyanyi dan menyeret pejabat yang
memiliki sangkut paut dengan kasus korupsi itu. entah sampai kapan
sandiwara seperti ini terus mereka lakukan. Semakin lama dilakukan semakin
cepat kehancuran negara ini.
Yang lebih
menyakitkan bagi rakyat kecil tentunya ketika ada seorang pencuri semangka
diberi hukuman berat bertahun-tahun di penjara, sementara para koruptor yang
mencuri uang rakyat milyaran rupiah bebas
berkeliaran. Di Indonesia banyak berdiri pengadilan, tapi mencari keadilan
seperti mencari jarum yang terjatuh ke sungai.
Rata-rata
kasus-kasus korupsi di Indonesia
tidak berakhir pada penyelesaian keputusan yang adil bagi hati nurani rakyat
Indonesia. Kasusnya berlarut-larut dan menghilang begitu saja. Kalaupun sampai
pada keputusan hakim peradilan, hukumannya tidak memberi keadilan bagi hati rakyat
Indonesia, yang berkali-kali dicuri uangnya oleh para koruptor.
Dunia yang semakin materialistis juga mendorong perilaku
ingin cepat kaya instan dan malas bekerja keras. Cara yang paling gampang
adalah memanfaatkan kedudukan dan jabatan untuk memperkaya diri sendiri. Orang
dengan kekayaan akan dipandang sebagai orang yang sukses dan dihormati terlepas
dari mana kekayaan tersebut didapat. Orang berlomba untuk mendapatkan kekayaan
agar bisa memperoleh kehormatan dan kekuasaan.
Jika dilihat para pejabat dan
penguasa yang terliaht lebih kaya dari seharusnya sebagian justru terlhat
sederhana. Mereka "mungkin" melakukan korupsi dan penyalahgunaan
jabatannya untuk mendapatkan kekayaan yang tidak wajar. Akan tetapi kekayaan
tersebut bukan untuk diri mereka sendiri. Akan tetapi untuk keluarga, istri dan
anak-anaknya. Sedangkan diri mereka sendiri mungkin termasuk orang dengan pola
hidup yang sederhana. akan tetapi karena lingkungna mereka yang sangat
menghargai kehidupan yang meterialistis, mau tidak mau mereka juga ikut dalam
arus tersebut. Paling tidak istri dan anak-anaknya masuk dalam pergaulan yang
sangat menghargai meterialisme. Karena itu sangat komplek sekali jika kita
ingin memberantas korupsi. Memang tidak semudah seperti membalikkan sepotong
ikan di piring. Karena semua lapisan masyarakat ikut terlibat dan sistem yang
ada juga mendukung praktek yang korup ini.
Sebaiknya
pemerintah lebih serius dalam menanggulagi masalah korupsi ini, karena masalah
ini sungguh merugikan masyarakat terutamanya dalam pembangunan dan ekonomi. Dan
bagi para pejabat-pejabat sebaiknya menahan diri untuk mengambil hak milik
orang lain. Sebab, jika kita mengambil hak milik orang lain, kita tak ada bedanya
dengan orang yang tak punya apa-apa.
Saya
hanya bisa berharap pemimpin kita, baik itu staff instansi, siapa sajalah yang
melakukan tindakan tersebut supaya sadar, percuma makan enak kalau uangnya
pakai uang rakyat selamanya tak akan berkah. Ya mungkin di dunia dia merasakan
kesenangan yang amat sangat menyenangkan tapi kita kan tak tau nanti dialam
yang bebeda apa kesenangan itu masih bisa didapatkan atau sebaliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar