Jumat, 05 Juli 2013

Wisata di Dieng




Ketika liburan semester kelas 1 SMA, ibuku mengajak liburan ke Dieng. Ibuku sedang tugas disana dan aku diajak untuk ikut kesana. Ya sekalian liburan dan menikmati sejuknya Dataran Tinggi Dieng. Dieng adalah kawasan dataran tinggi di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.
Kami kesana naik pesawat bersama beberapa teman kantor ibuku. Kemudian setiba di bandara kami naik mobil menuju hotel di kawasan Dieng. Hari pertama cukup bete karena saya hanya sendirian saja di kamar, sedangkan ibu saya sedang bekerja. Nonton TV, makan, tidur itulah keseharian saya selama 2 hari disana. Suasana disini sangat sejuk seperti puncak, beda sekali dengan Jakarta yang penuh polusi. Kemudian malam harinya saya diajak untuk menikmati makanan ciri khas Dieng yaitu mie ongklok, sate sapi, tempe kemul dan lekok atau geblek. Makanan khas ini dijajakan di restoran dan di warung angkringan pinggir jalan.
Mi ongklok yang mirip dengan mie ayam dengan tampilan dan ciri khas rasa berbeda. Racikan dan komposisi dari bahan-bahan yang mudah didapatkan, seperti mie kuning ( mie telur ), daun bawang, dan kol yang disiram dengan kuah coklat kental. Kuah ini terbuat dari campuran bawang putih, bawang merah, ebi dan tepung tapioka. Untuk bahan tambahan tinggal ditambah sambal kacang dan taburan bawang goreng.
Menikmati mie ongklok di siang hari yang panas sepertinya tidak begitu menimbulkan sensasi berarti. Namun jika menikmati mie ongklok di malam hari di mana udara kota Wonosobo sangat dingin, sensasi ngebul mie ongklok ini bakal melenakan lidah untuk terus minta nambah seporsi mie ongklok lagi.
Bukan itu saja keistimewaan mie ongklok yang merupakan makanan ciri khas Kota Wonosobo. Di sini kami dapat mencicipi menu pendamping yaitu sate sapi. Paduan menyantap mie ongklok dan sate sapi yang bertekstur serba manis, pasti lidah akan bergoyang.
Menyantap mie ongklok akan bertambah nikmat bila Anda juga mencocol tempe kemul (tempe berselimut) yang bahannya tempe dibaluri tepung lalu digoreng dengan bumbu kunyit dan daun bawang. Sedangkan lekok atau geblek terbuat dari tepung tapioka yang digoreng. Semuanya ada di Wonosobo dan sebagai pengusir hawa dingin, Anda dapat memesan wedang jahe…yang di Solo atau Jogja ada di warung angkringan atau disebut warung hik.
Kemudian setelah puas menyantap makanan khas Dieng kami kembali ke hotel dan tidur karena esok harinya kami akan melaksanakan jadwal yang sangat padat yaitu wisata ke tempat bersejarah di Dieng.

Tempat-tempat yang kami kunjungi yaitu:

1.      Candi-candi Hindu
 Berdasarkan temuan Prasasti Situs Dieng diperkirakan dibangun abad VII – XIII Masehi. Sebagai kebaktian kepada Dewa Syiwa dan Sakti Syiwa ( istri Syiwa ). Dilihat dari 21 bangunan, situs Dieng dibagi menjadi 5 kelompok. Empat kelompok merupakan bangunan ceremonial Site ( tempat pemujaan ) yaitu:
 -          Kelompok Candi Arjuna ( Pendawa 5 )
 -          Kelompok Candi Gatut Kaca
 -          Kelompok Candi Bhima
 -          Kelompok Candi Dwarawati / Parikesit
 -          Kelompok Candi Magersari
 Dan kelompok kelima adalah bangunan tempat tinggal Setlement Site.

2.      Dieng Plateu Theatre
Pusat Interpretasi potensi alam dan budaya kawasan Dataran Tinggi Dieng yang di beri nama Dieng Plateu Theatre (DPT) dibangun atas prakarsa Gubernur Jawa Tengah H. Mardiyanto diharapkan wahana wisata tersebut dapat menjadi magnit yang kuat untuk mengembangkan pariwisata di Propinsi Jawa Tengah. Dieng Plateu Theatre sebagai sarana edukasil, cultural pengenalan potensi wisata serta hiburan, dilengkapi dengan seperangkat peralatan audio visual (film) dan tempat duduk pengunjung berkapasitas seratus buah kursi. Terletak dilereng Bukit Sikendil di atas Taman Wisata Alam Telaga Warna Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.

3.      Telaga Warna, Telaga Pangilon dan Gua Semar
Dinamakan Telaga Warna karena telaga itu memantulkan aneka warna dan disampingnya terdapat Telaga Pangilon yang berkilau seperti kaca cermin. Gua Semar memiliki panjang kira – kira 4 meter dengan dinding batu dan biasa digunakan untuk meditasi. Disamping itu juga terdapat sumber air kesucian yang disebut : “Tirta Prawitasari”. Terdapat pula gua Pengantin.

4.      Sendang Surodilogo
Menurut cerita keberadaan sendang ini, bermula dari tongkat Ki Joko Suro, prajurit Pangeran Diponegoro yang sedang bersembunyi dari serangan Belanda. Karena kesulitan mencari air, Ki Joko Suro menancapkan tongkat ke tanah lalu tersemburlah air yang datang untuk mandi pada setiap malam 1 suro. Karena diyakini dapat membuat seseorang merasa muda kembali. Lokasi sendang ini terletak didesa Pagerrejo berdekatan dengan Agro Wisata kebun the Bedakah

5.      Tuk Bimalukar
Merupakan sebuah mata air dengan pancuran yang terbuat dari batu Purba. Nama Bhimalukar dimaksudkan dimana ditempat ini sang mata air sungai Serayu ini diyakini sebagai air awet muda.

6.      Kawah Sikidang
Kawah ini bertabiat seperti anak kijang yang suka berjingkrak-jingkrak dan berputar-putar serta berpindah-pindah.

7.      Sumber Panas Bumi Dieng
Sumber Panas Bumi Dieng ditetapkan oleh Menteri Pertambangan dan Energi tertanggal 20 Agustus 1974 sebagai wilayah kerja VI Panas Bumi bagi Pertamina. Meliputi areal seluas 107.351.9995 Ha, berdasar hasil sumur diperkirakan berpotensi sekitar 2000 Mega Watt Listrik.

8.      Gardu Pandang Tieng
Sebelum sampai di Dataran Tinggi Dieng, sejenak kita dapat melepas lelah di Gardu Pandang Tieng, dengan ketinggian 1800 m diatas permukaan laut, dari atas gardu pandang dapat menikmati pemandangan yang sangat indah, dan dipagi hari dapat pula melihat matahari terbit dengan cahaya keemasan atau dengan istilah “Golden Sun Rise” di pagi hari dan perjalanan dapat dilanjutkan menuju Dataran Tinggi Dieng untuk menyaksikan terbitnya matahari yang kedua dengan cahaya yang keperak-perakan (Silver Sunrise)

Demikian kisah liburan singkatku di Dieng, ini merupakan pengalaman yang tak terlupakan :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar