Ibukota
sedang bersedih. Setiap hari, hujan deras selalu mengguyur akibatnya banjir pun
melumpuhkan berbagai aktivitas di Jakarta dan sekitarnya lantaran air
menggenangi pusat perbelanjaan, jalan, jalur angkutan massal bus transjakarta, serta
rel kereta.
Persoalan
banjir yang membelit Ibu Kota bukan hanya tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta. Peran
pemerintah pusat pun sangat di perlukan, karena wilayah DKI Jakarta merupakan
“wajah” Indonesia. Pemerintah pusat pun senantiasa membantu secara maksimal
usaha Pemerintah DKI Jakarta mengatasi berbagai persoalan kota. Area yang
terkena dampak banjir yaitu ada di Rawa Buaya, Kampung Melayu, Tebet, Pejaten,
Pasar Minggu, dan masih banyak lagi.
Sayangnya
pemerintah tidak mempunyai kebijakan untuk mengantisipasi kondisi ini. Jakarta
kan sudah sering terkena banjir setiap tahunnya. Jadi, seharusnya pemerintah
sudah tahu dan mulai mengambil jalan
keluarnya. Dampak dari banjir pun beragam, salah satunya yaitu kemacetan.
Kemacetan yang terjadi karena jalur-jalur utama terkena banjir, lalu masyarakat
memilih untuk melewati jalu alternatif. Tapi sayangnya jalur alternative pun
terkena kemacetan juga. Kendaraan pun banyak yang rusak selain terkena air,
lumpur juga masuk ke dalam mesinnya.
Rumah
penduduk dan pusat perbelanjaan juga dilanda banjir. Ketinggian mulai dari
semata kaki sampai dada orang dewasa. Banyak orang yang sudah diungsikan ke
tempat yang lebih tinggi. Seharusnya di area pinggiran sungai, seperti di
Sungai Ciliwung di sisi sisinya harus ada taman atau “area hijau” sehingga air
yang meluap langsung terserap alami. Bukan untuk dijadikan pemukiman atau
bangunan gedung-gedung.
Meskipun
begitu, gangguan distribusi akibat banjir, yang melanda sejumlah wilayah, belum
berdampak serius bagi kelangkaan bahan pokok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar